Perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran penting Wali Songo.
Salah satunya adalah Sunan Gunung Jati atau kalau kita pernah membaca buku sejarah tentu nama Fatahillah ada disebutkan dalam kisah perebutan Sunda Kelapa yang diganti menjadi Jayakarta.
Fatahillah atau Faletehan (ejaan orang Portugis) adalah tokoh penyebar Islam yang dikenal karena memimpin penaklukan Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan mengganti namanya menjadi Jayakarta.
Penaklukan ini adalah salah satu misinya untuk menyebarkan Islam ke Jawa Barat khususnya Cirebon dan Banten.
Walaupun begitu pengaruhnya tidak sebatas hanya di Jawa Barat saja, pengikutnya pun tersebar dimana-mana dan petilasannya meninggalkan jejak tradisi yang sampai hari ini masih bisa dirasakan oleh generasi yang sekarang masih hidup.
Kegiatan Dzikir Jujug di Grumbul Poncot Desa Cindaga adalah salah bukti bahwa kemungkinan dulu wilayah Poncot pernah menjadi Petilasan Sunan Gunung Jati. Tradisi kirim doa untuk orang yang meninggal dunia ke seribu harinya ini dinamakan Dzikir Jujug.
Menurut penuturan Pak Dirsan dan Pak Aziz serta warga Poncot lainnya yang ikut Dzikir Jujug, dulu sebelum tahun 1980 an, Dzikir Jujug banyak yang melaksanakan, namun setelah era 1980an ke atas, masyarakat Cindaga Poncot mulai jarang yang melakukannya.
Tonton Videonya di sini :
Oleh karena itu, karena terpanggil untuk melestarikan tradisi leluhurnya, Pak Aziz Pak Dirsan, Pak Rasiwan (mantan Kebayan) serta beberapa warga lainnya bersepakat untuk menjaga warisan tradisi Dzikir Jujug tersebut.
Semoga dari kepedulian mereka terhadap tradisi Dzikir Jujug, berbuah kesadaran warga Cindaga Poncot untuk terus melestarikannya, terutama dari kalangan generasi muda diharapkan mau mempelajari dan menguri-uri warisan berharga tersebut.
Tetap Semangat
Merdeka !